KTSP (Review)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah "dinikmati" oleh kalangan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia sejak tahun 2006, mulai mengalami beberapa tinjauan. Hal ini di dasarkan atas evaluasi pelaksanaan selama kurun waktu ini. Banyak hal dirasakan oleh komunitas guru (SD, SMP dan SMA) selama ini, dikarenakan memang inilah kurikulum yang pertama di Indonesia dimana menampung kreativitas dan inovasi tenaga pelaksana di tingkat sekolah.

Adalah hal yang baru pertama kali terjadi dimana seorang guru (atau sekelompok guru) di satu sekolah berhak untuk menyusun sendiri kurikulum yang akan digunakannya dengan berpedoman pada Standar Isi yang telah di tetapkan dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006. Seorang guru di beri keleluasaan untuk menentukan tujuan pembelajarannya sendiri, indikator apa yang ingin digunakan sebagai rambu-rambunya, sumber belajar, materi pembelajaran, dan jenis serta bentuk evaluasinya.


Hal ini benar-benar merupakan bentuk "kebebasan" yang diberikan pemerintah (Depdiknas) kepada guru-guru di tingkat sekolah. Namun tentu saja hal ini menuntut tanggungjawab yang justru menurut hemat saya sungguh sangat besar. Karena kita harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah kita rencanakan, kita pilih, dan kita laksanakan sendiri sesuai dengan standar "pemerintah" (dalam hal ini UN). Ya.. itu lah konsekuensi yang harus kita pikul dengan pilihan kebebasan yang diberikan kepada kita.
Sesaat kita masih dalam suasana terkejut dengan kebebasan baru itu, kini telah muncul kembali update dari KTSP, "KTSP (Review)" dimana salah satunya intinya kita harus lebih detail dalam membuat silabus dengan memperhatikan tingkat pemahaman siswa, tingkatan kognitif, afektif dan psikomotor siswa sehingga pembelajaran yang kita laksanakan akan lebih terarah, dengan tujuan akhir adalah keberhasilan transfer pengetahuan (transfer of knowledge).
Tambahan terbaru ini mengharuskan kita membayangkan (mungkin lebih tepat : memikirkan) hal-hal apa yang harus di lakukan secara berurutan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan tingkatan kognitif siswa sebagai subyek pembelajaran. Hal ini untuk menghindari lompatan logika yang terlampau jauh sehingga membuat siswa tak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Yang lebih penting lagi menurut penulis adalah bagaimana kita mengajak siswa untuk belajar mulai dari yang sederhana menuju yang rumit, yang mudah menuju yang sukar dan sebagainya.
Share/Bookmark

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "KTSP (Review)"

Posting Komentar